Perubahan Iklim dan Panas Global

Diposting oleh aisyah , Kamis, 28 November 2013 07.06

Apa itu Perubahan Iklim? 
Apa bedanya dengan Pemanasan Global?


Perubahan Iklim disebabkan oleh emisi gas-gas yang menahan dan menyimpan panas –terutama karbon dioksida (CO2)– dari kendaraan, industri, pembangkit listrik dan penggundulan hutan. Ketika gas menumpuk, mereka berperan sebagai selimut tebal, membuat bumi kepanasan, merubah iklim kita dan mengancam kesehatan, ekonomi dan lingkungan hidup kita.

Istilah Pemanasan Global dan Perubahan Iklim seringkali tertukar, kedua fenomena ini berbeda. Pemanasan Global adalah meningkatnya suhu bumi karena meningkatnya emisi karbon yang menahan panas di atmosfir.



Pada sisi lain, Perubahan Iklim merupakan istilah yang lebih umum yang merujuk pada perubahan berbagai faktor iklim, seperti suhu dan hujan, di seluruh dunia. Perubahan ini berlangsung dalam berbagai tingkat dan dengan berbagai cara. Sebagai contoh, di abad ke 20 Amerika menjadi lebih basah, sedangkan daerah Sahel di Afrika Tengah lebih kering.

Pengaruh Perubahan Iklim



Perubahan Iklim sudah mulai mempengaruhi kehidupan di muka bumi. Di seluruh dunia, musim bergeser, suhu merangkak naik dan permukaan laut bertambah tinggi. Kalau kita tidak segera bertindak, Perubahan Iklim akan secara permanen merubah tanah dan air di mana kita bergantung agar bertahan hidup. Beberapa konsekwensi Perubahan Iklim yang membahayakan ada di bawah ini. Mana yang paling mempengaruhi kehidupan Anda, atau bidang mana yang paling Anda pedulikan?



Pengaruh setempat serta ancaman Perubahan Iklim

Suhu yang meningkat: Gas-gas yang menahan panas yang dipancarkan oleh pembangkit listrik, kendaraan bermotor, penggundulan hutan dan penyebab lain telah memanaskan bumi. Pada kenyataannya, lima tahun terpanas yang tercatat terjadi sejak tahun 1997, dan yang terpanas terjadi pada tahun 2005 yang lalu.

Suhu meningkat dianggap sebagai penyebab meningkatnya kematian dan penyakit yang berkaitan dengan suhu panas, naiknya permukaan laut, meningkatnya intensitas badai, dan banyak lagi akibat berbahaya lain dari perubahan iklim.

Selama abad ke 20, rata-rata panas bumi naik 0,6 derajad Celcius ke tingkat yang tertinggi sejak 4 abad lampau, ini diyakini merupakan peningkatan tercepat selama seribu tahun.

Para ilmuwan memproyeksikan bahwa bila emisi karbon yang menahan panas tidak dikurangi, maka suhu rata-rata permukaan bumi akan meningkat 2 sampai 6 derajad Celcius di akhir abad ini.

Jangan biarkan suhu rata-rata mengecoh Anda. Peningkatan satu derajat mungkin saja ditemukan di suatu tempat, 12 derajad di tempat lain, atau bahkan di daerah lain bisa saja lebih dingin.


Perubahan Iklim dan Kemiskinan

Di dunia ini 3 milyard orang hidup dalam kemiskinan, merekalah yang paling terkena dampak Perubahan Iklim. Kaum miskin lebih tergantung pada sumberdaya alam dan paling tidak punya kemampuan untuk menyesuaikan diri pada Perubahan Iklim. Penyakit, turunnya hasil panen dan bencana alam merupakan sedikit contoh akibat Perubahan Iklim yang dapat menghancurkan masyarakat yang paling rentan ini.

Orang termiskin di dunia ini juga adalah orang yang paling tidak punya tanggung-jawab atas terjadinya Perubahan Iklim: Negara-negara yang belum berkembang hanya menyumbangkan 10% emisi karbon dioksida dunia pertahun.

Naiknya permukaan laut

Suhu laut juga bertambah panas, ini mengakibatkan munculnya bahaya seperti badai yang lebih kuat, pengelantangan terumbu karang dan naiknya permukaan laut.
Ketika bumi memanas, permukaan air laut meningkat karena air yang lebih panas mengambil tempat yang lebih banyak dibanding air yang dingin, proses ini disebut pemuaian. Glasier dan Gletser yang mencair menambah masalah dengan menuangkan lebih banyak air tawar ke laut.

Naiknya permukaan laut akan menggenangi daerah dan pulau berpermukaan rendah, mengancam kehidupan daerah pesisir yang padat penduduknya, mengikis garis pantai, merusak bangunan dan merusak ekosistem seperti hutan bakau dan tanah basah yang melindungi pantai dari badai. Masalah ini ditambah lagi dengan penurunan permukaan tanah yang diakibatkan oleh beban yang dipikul tanah terlampau berat, terutama didaerah dengan gedung-gedung pencakar langit, serta penghisapan air tanah secara berlebihan.



Permukaan laut telah meningkat antara 10 sampai 20 sentimeter selama 100 tahun terakhir. Diperkirakan permukaan laut akan terus naik antara 10 sampai 90 sentimeter 100 tahun kedepan.
Naiknya permukaan laut setinggi 90 sentimeter akan merendam sebagian besar kota yang berada di pesisir. Di seluruh dunia, kira-kira 100 juta orang hidup di daerah setinggi 90 sentimeter dari permukaan laut. Naiknya permukaan laut karena Perubahan Iklim akan membuat puluhan juta orang di dataran rendah, terutama di negara berkembang kehilangan tempat tinggal. Penduduk beberapa negara kepulauan kecil yang terhampar sedikit lebih tinggi dari permukaan laut saat ini sudah mulai meninggalkan pulau mereka, ini merupakan pengungsian akibat Perubahan Iklim gelombang pertama.

Perubahan daratan



Meningkatnya suhu serta berubahnya pola hujan dan salju memaksa pepohonan dan tumbuhan di seluruh dunia pertumbuhannya bergerak ke arah kutub atau naik ke ketinggian gunung.
Perubahan pola tumbuhan ini membuat hasil kerja sebagian besar komunitas konservasi yang sudah dicapai saat ini jadi sia-sia, karena perubahan pola pertumbuhan tanaman di daerah konservasi, bahkan taman nasional beberapa negara.

Di daerah tundra, mencairnya permafrost memungkinkan semak belukar dan pepohonan mengakar, pandang rumput luas di Amerika akan segera berubah menjadi hutan. Dan di Inggris guguran daun akan menghilang karena pertumbuhan hutan bergerak ke arah utara, ke daerah yang lebih dingin.
Ketika tanaman mencoba menyesuaikan diri pada Perubahan Iklim dengan bergerak ke daerah yang lebih dingin, binatang yang tergantung padanya juga terpaksa pindah. Pembangunan yang pesat dan hambatan lain akan menghentikan migrasi tumbuhan dan binatang itu.

Beberapa spesies dan komunitas seperti misalnya beruang kutub dan padang rumput pegunungan akan tetap tinggal di habitatnya semula karena tidak punya pilihan lain, menjadikan kekayaan kehidupan liar kita dalam bahaya kepunahan.

Badai yang lebih kuat dan lebih ganas

Penelitian ilmiah mengindikasikan bahwa Perubahan Iklim akan menyebabkan topan dan badai tropis jadi lebih intens; lebih lama, melepaskan angin yang lebih kencang, dan menyebabkan kerusakan yang lebih parah pada ekosistem pantai serta masyarakat yang hidup di sana.
Para ilmuwan meyakini bahwa suhu laut yang lebih tinggi merupakan biang keladinya, karena angin topan dan badai tropis mendapatkan kekuatannya dari air yang hangat. Ketika suhu permukaan laut meningkat, badai yang sedang terbentuk memperoleh tambahan kekuatan. Pada saat yang sama, faktor-faktor lain seperti naiknya permukaan laut, hilangnya tanah basah serta meningkatnya pembangunan di pesisir mengintensifkan kerusakan yang disebabkan oleh angin topan dan badai tropis tadi.



Selain itu menghangatnya suhu laut membunuh plankton, yang merupakan ujung mata rantai makanan. Matinya plankton menyebabkan kandungan oksigen dalam air laut berkurang, membuat kehidupan di dalamnya terganggu, terutama ikan dan timun laut.







Kehidupan liar terancam

Meningkatnya suhu memberi kekuatan pada cuaca dan pola tumbuhan di seluruh dunia, memaksa spesies binatang bermigrasi ketempat baru yang lebih sejuk agar bisa bertahan hidup.
Perubahan iklim yang berlangsung demikian cepat nampaknya melebihi kemampuan berbagai jenis spesies menyesuaikan diri dengan bermigrasi. Para ahli meramalkan seperempat spesies di bumi akan menuju kepunahan di tahun 2050 nanti, bila kecenderungan peningkatan suhu tetap berlangsung seperti saat ini.



Banyak spesies yang sudah merasakan pemanasan itu:
  • Di tahun 1999, kematian katak emas terakhir di Amerika tengah menandai kepunahan spesies yang pertama kali didokumentasikan.
  • Karena mencairnya es di kutub utara, beruang kutub akan hilang dari bumi dalam jangka waktu kurang dari 100 tahun lagi. Akibat meningkatnya suhu bumi, saat ini ukuran beruang kutub mengecil jadi 80% dari sebelumnya.
  • Di belahan utara bumi yang dingin, binatang seperti caribou, moose, serigala abu-abu, lembu woodland, beruang kutub, paus biru, terancam punah karena suhu yang lebih hangat menyebabkan terbentuknya salju yang turun deras, menutupi makanan mereka, ini pada gilirannya juga membuat atmosfir menjadi lembab.
  • Merajalelanya populasi sejenis kepik yang menghancurkan hutan di belahan bumi bagian utara. Ini terjadi karena peningkatan suhu di sana menyebabkan larva kepik lebih cepat berkembang menjadi kepik, ini merubah keseimbangan alam.
  • Didaerah tropis, meningkatnya suhu laut menyebabkan terumbu karang seperti dikelantang menjadi putih, karena ganggang warna warni yang dibutuhkan untuk kesehatan dan kelangsungan hidup terumbu karang dan makhluk lain yang hidup di situ mati.
  • Karena naiknya suhu di semenanjung Antartika, lautan es sangat banyak berkurang, ini menyebabkan sejenis ganggang yang tumbuh di sana juga berkurang, padahal ganggang merupakan makanan sejenis binatang kecil yang disebut krill, yang merupakan makanan pinguin adelie, sebagai akibatnya populasi pinguin ini juga menyusut.
  • Banyak negara kehilangan burung resminya karena burung itu berpindah ke tempat yang lebih sejuk.
Penyakit yang terkait dengan peningkatan suhu



Ketika suhu meningkat, demikian juga penyakit akibat kenaikan suhu, bahkan menimbulkan ke
matian bagi manusia. Sebagai contoh, di tahun 2003, di Eropa, gelombang panas yang ekstrim menyebabkan kematian pada lebih dari 20.000 orang, dan lebih dari 1.500 orang di India. Para ilmuwan memperingatkan bahwa gelombang panas seperti itu akan lebih sering terjadi.

Sebagai tambahan, Perubahan Iklim akan meningkatkan penyebaran penyakit infeksi, ini terjadi terutama karena suhu yang lebih panas menyebabkan serangga, binatang dan mikroba pembawa penyakit bisa hidup di daerah yang dulunya menghambat mereka karena bersuhu dingin.

Penyakit dan hama yang dulunya terbatas untuk daerah tropis saja, seperti nyamuk pembawa malaria, mendapatkan kondisi yang ramah bagi mereka di daerah baru yang dulunya terlalu dingin bagi mereka.
WHO (World Health Organization) memperkirakan Perubahan Iklim telah menyebabkan lebih dari 150.000 kematian di tahun 2000 saja, dengan peningkatan yang lebih besar di masa mendatang.

Meningkatkan risiko kekeringan, kebakaran dan banjir

Perubahan Iklim mengintensifkan sirkulasi air pada, di atas dan di bawah permukaan tanah, mengakibatkan lebih sering terjadi kekeringan dan banjir, yang lebih parah dan lebih luas cakupannya.
Suhu lebih tinggi meningkatkan jumlah cairan yang menguap dari tanah dan air, menyebabkan terjadinya kekeringan di berbagai tempat. Tanah yang terpengaruh oleh kekeringan akan lebih rentan terhadap banjir, ketika turun hujan.



Ketika suhu di seluruh dunia meningkat, kekeringan akan lebih sering terjadi dan lebih parah, ini mengakibatkan kerusakan pada pertanian, persediaan air dan kesehatan manusia. Fenomena ini dapat disaksikan di beberapa bagian Asia dan Afrika, di mana kekeringan berlangsung lebih lama dan lebih parah dari sebelumnya.

Suhu panas dan kondisi kering juga meningkatkan terjadinya kebakaran hutan, di beberapa tempat, salju mencair sebelum waktunya, musim panas yang lebih panjang dan peningkatan suhu di musim semi dan musim panas, sejak tahun 1970 telah meningkatkan kebakaran hutan sebesar lebih dari 400%.
Kebakaran juga menyebabkan merkuri yang dibawa angin meningkat. Separuh merkuri yang tertumpuk di atmosfir berasal dari tanah, laut dan gunung berapi. Dan separuh lagi merupakan hasil kegiatan manusia, melalui proses kimia yang dibantu sinar matahari, merkuri kemudian terurai dan bersama hujan turun kembali ke bumi sebagai hujan asam.

KERUGIAN EKONOMI

Perubahan Iklim mempengaruhi bisnis dan ekonomi di rumah dan diseluruh dunia. Kalau tidak dilakukan tindakan apapun untuk mengekang emisi karbon dunia, Perubahan Iklim bisa menghabiskan antara 5 sampai 20 persen pendapatan domestik bruto dunia per tahun, berdasarkan laporan pemerintah Inggris, sebagai perbandingan, hanya diperlukan biaya 1% PDB saja untuk mengurangi pengaruh Perubahan Iklim ini.



Pengeluaran ekstra telah dirasakan oleh masyarakat dan perusahaan lokal
  • Di Inggris bagian selatan, hasil tangkapan lobster terpuruk karena tekanan hawa panas telah memicu munculnya parasit, sehingga mengurangi populasi lobster di sana dengan drastis.
  • Resor ski di kaki gunung Alpen Swiss mengalami kesulitan memperoleh pinjaman karena saljunya mulai menipis.
  • Di danau Erie, Perubahan Iklim telah menurunkan permukaan danau dengan cukup berarti, sehingga garis pantainya bergeser, ini mengganggu habitat di sana, selain itu harus dikeluarkan jutaan dollar untuk memindahkan dermaga serta infrastruktur pantai lainnya.
Secara global, angin puting beliung dan hujan badai menjadi semakin parah, menimbulkan kerugian jutaan dollar karena kerusakan pada perumahan dan infrastruktur. Menurunnya hasil panen karena kekeringan yang panjang dan suhu yang meningkat, terutama di Afrika, menyebabkan ratusan ribu orang menderita kelaparan.



Peningkatan suhu laut juga mengancam kelangsungan hidup terumbu karang, yang biasanya menghasilkan kira-kira 375 milyar dollar pertahun dari hasil laut dan pelayanan wisatanya.

0 Response to "Perubahan Iklim dan Panas Global"

Posting Komentar