1 - cerpen
Diposting oleh aisyah , Minggu, 27 Maret 2016 05.55
Look at me!
Melihatmu
dari jauh telah aku lakukan sejak dulu. Sejak dua tahun lalu, hanya itu kegiatanku setelah
kegiatan yang mengurus tenaga penuh selesai. Aku juga tidak tahu siapa namanya.
Bagiku tidak peduli, siapa namanya ataupun dimana tempat tinggalnya. Cukup melihat
dari sini. Hatiku sudah senang. Tak perlu sebagai orang penguntit, karena semua
orang tau. Tak akan ada yang melihatku di sini. Ya di sini di lantai 6, lantai
tertinggi di sekolahku.
Sekolahku memang tidak seelit di
kota-kota besar. Bisa di bilang karena bentuknya yang minimalis itulah. Yang membuat
sekolahku menjulang tinggi menatap cakrawala. Dia tetap seperti semula sebelum
aku melihatnya. Aku pernah berpikir, apa dia tidak ada kegiatan apapun selain
merawat bunga di taman? Padahal ya, taman itu lebar dan dia selalu melihat
bunga lantana. Selalu! Bunga itu juga tidak wangi ataupun menarik. Biasa. Simple.
Tak ada istimewanya menurutku.
Dia masih tetap di sana. Selama aku
melamun, tidak ada yang berubah. Sebelum......
Ya. Selama aku melihatnya. Aku tidak
pernah melihat perempuan lain. Dia selalu sendiri. Tetapi sekarang ? Aku
melihatnya dengan perempuan lain. Bercanda tawa seakan-akan taman itu begitu
ramai oleh kupu-kupu bertebaran. Aku merasa ada yang tersedak di dalam. Entah itu
apa. Aku tak mengerti. Mereka bersama. Aku sendiri.
Aku berlari menuju entah kemana. Yang
aku rasakan sakit. Sakit sekali. Aku tak berani melihat dua orang itu lagi. Aku
menangis, terisak-isak sejadinya. Tetapi tak ada satupun orang yang datang
kepadaku. Hanya untuk menghiburku sebentar. Semua seakan tak ada yang peduli
padaku.
Ya aku lupa ini sudah hampir senja. Aku selalu ingat, sebelum adzan berkumandang. Dia akan segera menuju mushola sekolah untuk mengumandangkannya. Dan aku selalu menunggu dia di luar tempat ibadah yang suci itu. Bukan aku tidak melakukan kewajiban itu. Hanya saja aku masih belum suci untuk saat ini.
Adzan telah berkumandang, aku selalu
hafal di luar kepala bahwa itu suaranya. Suara yang begitu merdu dan seakan
mengajakku untuk menuju kedamaiannya. Perlahan-lahan aku menuju sumber suara
itu. Seperti biasanya, aku selalu menjadi orang pertama yang akan mengambil air
wudhu. Tapi untuk hari ini, aku berhenti di taman itu. Taman yang selalu ia
rawat setelah sepulang sekolah.
Lampu-lampu di sekolah sudah mulai dinyalakan.
Itu menandai bahwa hari semakin gelap. Dan aku harus segera pulang dan segera
mencari alasan kepada Ibu, mengapa harus aku pulang semalam ini padahal jam
akhir sekolah sudah 3 jam yang lalu. Aku bergegas untuk keluar sekolah. Tapi apa
yang aku lihat, dia berjalan beriringan dengan perempuan yang aku lihat
bersamanya di taman.
Hatiku kembali sakit, entah mengapa
sejak tadi aku selalu merasakan itu. Ada yang tidak beres dengan hatiku. Aku tidak
berani menatapnya walaupun dia nampak sekilas menatapku dengan tatapan yang acuh.
Aku tidak peduli, dia menatapku dengan apa. Yang pasti, hatiku sakit dan sakit.
Setelah kepulangan dari sekolah,
yang aku lakukan hanya merebahkan tubuhku di kasur tanpa melakukan apa-apa. Jangan
harap bila aku menangis! Aku tidak menangis, aku hanya ingin tau siapa
perempuan itu dan apa hubungannya dengan dia. Bila memang dia mencintai perempuan itu.
Setidaknya lihatlah aku yang selalu menunggumu pulang hingga waktu yang semakin larut.
AVA-270316
Setidaknya lihatlah aku yang selalu menunggumu pulang hingga waktu yang semakin larut.
Kabar tentangmu cepat sekali
merambat hingga ke telingaku. Ya. Perempuan itu ternyata pacarmu, aku yang
memang cuek atau aku yang terlewat tidak peduli. Tidak menyadari bahwa kamu
telah menjalin hubungan dengannya selama tiga tahun. Mungkin sudah saatnya aku
tidak lagi melihatmu, menunggu dan mendengar kamu mengumandangkan adzan. Sudah cukup
dua tahun aku melewatinya sendiri tanpa kamu ketahui.
Terima kasih untuk memberiku
kesempatan merasakan cinta pertama ini.
AVA-270316
P.S : Percayalah
cerpen yang aku tulis bukan sebenarnya aku rasakan, aku hanyalah bermain dengan
ilusiku. Terima Kasih..!
Posting Komentar